Laporan Magang PT. Great Giant Foods
BAB IV
HASIL KEGIATAN KULIAH KERJA PROFESI
A.
Kondisi
Umum Tempat Kerja Profesi
1.
Sejarah Perusahaan
PT.Great
Giant Pineapple pertama kali didirikan pada pada tanggal 14 Mei 1979 secara
yuridis formal dengan Akte Notaris No. 48. PT.Great Giant Pineapple berdiri
melalui beberapa tahapan. Pada awal berdirinya PT.Great Giant Pineapple
dipelopori oleh PT.Umas Jaya Farm (UJF). PT Umas Jaya Farm bergerak dalam
bidang usaha perkebunan singkong dan pabrik tepung tapioka yang secara hukum
telah berdiri sejak tahun 1973 dan memulai usahanya di Terbanggi Besar dengan
dipelopori oleh 20 orang sebagai perintis.
Tahun
1979 PT.Great Giant Pineapple memulai penanaman nanas. Nanas yang ditanam
adalah jenis Smooth cayenne (nanas tanpa duri). Pada tahun 1983-1984 PT.Great
Giant Pineapple memulai pembangunan pabrik dan memulai ekspor perdana nanas
kalengan sebanyak 4 kontainer pada tahun 1984.
Saat ini PT.Great Giant Pineapple memiliki luas areal
kurang lebih 32.200 ha dengan luas efektif penanaman 25.595 ha. Awalnya PT.Great
Giant Pineapple hanya memiliki luas 9.118 ha. Perkembangan luas areal PT. Great
Giant Pineapple selama 35 tahun mengalami peningkatan yang cukup besar.
Pada
bulan Februari 1996 PT.Great Giant Pineapple telah mendapatkan sertifikat ISO
9002 dari Lyod Register yang berarti sistem kualitas yang diterapkan
telah memenuhi Standar Internasional. Sertifikat sistem manajemen mutu lainnya
seperti Sertifikat SMKS (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja) dari
Sucofindo (1999), Sertifikat SA 8000 (Social Accountability) dari
Bureau Veritas Quality Assurance (2001), serta Sertifikat ISO 14001,
versi 2004 Tentang Pengelolaan Lingkungan Tahun 2006.
Tanggal
4 Mei 1999, PT.Umas Jaya Farm, PT.GGP, PT.BLP (Bumi Lampung Permai), dan PT.MAC
(Multi Agro Corp) bergabung menjadi PT.Great Giant Pineapple (PT.GGP). Saat
ini, Great Giant Foods Group juga memiliki anak perusahaan seperti PT. Great
Giant Livestock (PT GGLC), dan Bromelain Enzyme (Great Giant Foods 2016).
2. Keadaan
Umum PT.Great Giant Pineapple (GGPC)
GGPC berlokasi di Jalan Raya Arah Menggala KM
77 Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Secara geografis GGPC terletak pada 49ºLintang
Selatan dan 105ºBujur Timur, ketinggian 46 m dari permukaan laut, danterletak
pada daerahberiklim tropis. Saat ini GGPC memiliki luas areal kurang lebih
32200 ha dengan luas efektif penanaman 25595 ha. Luas area Great Giant Foods
Group saat ini mencapai 80000 ha mencakup plantation, pabrik, kantor,
perumahan, jalan, tanah kritis, dan kolam alami/konvensional, kolam penampung
air limbah, biokonservasi pohon bambu untuk mencegah erosi, area penggemukan
sapi, dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja di GGPC tahun 2013 adalah 18069 orang
dengan jumlah terbesar pekerja PKWT Lepas yaitu sebanyak 10059 orang (Great
Giant Foods 2016).
3. Visi
dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan ini adalah menjadi pemimpin
global dalam industri nanas dan memperluas penawaran produk-produk yang relevan
kepada pelanggan. Great Giant Foods Group berkomitmen terhadap pertumbuhan yang
berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan dan akan terus memperkuat
pengiriman produk bermutu tinggi dan pelayanan yang baik kepada pelanggan
(Great Giant Foods2016).
Nilai-nilai perusahaan:
1. Integrity
2. Colaboration
3. Creativity and Courage
4. Clear thinking
5. External focus
B.
Topik
Khusus Kerja Profesi
1.
Persiapan
Lahan
Persiapan
lahan merupakan kegiatan yang bertujuan menciptakan kondisi fisik, kimia, dan
biologi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, khususnya tanaman nanas
pada Great Giant Foods (GGF). Di dalam standar budidaya tanaman persiapan lahan
terdapat beberapa tahapan seperti pada diagram sebagai berikut :
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
Gambar
4.1. Diagram Proses Persiapan Lahan SBT GGF
a.
Pencacahan
Sisa Tanaman Nanas (Chopping/Knockdown)
Penghancuran sisa tanaman nanas
merupakan penyiapan lahan tahap pertama di lokasi bekas tanaman nanas yang
dinyatakan siap bongkar. Penghancuran tersebut menggunakan implement Chopper berti yang ditarik dengan unit
traktor roda empat bermerk John Deere
dengan tipe JD 8245R. Penghancuran ini bertujuan untuk mencacah tanaman nanas
yang sudah tidak produktif lagi agar cepat terdekomposisi menjadi humus,
sehingga dapat menambah bahan organik yang berguna bagi tanah dan tanaman. Bagian yang dicacah adalah semua bagian
tanaman, dari ujung daun sampai bonggol tanaman, pencacahan biasanya dilakukan
setelah tanaman didiamkan selama 1-3 bulan setelah panen terakhir dan selama di
diamkan gulma dan ilalang akan tumbuh lebat yang akan menghasilkan serasah
lebih banyak pada saat dicacah dan akan menambah jumlah humus, Prosedur
kegiatan Chopping yaitu operator
mengerjakan aplikasi pencacahan tanaman nanas dengan awal ancakan pada saluran
tersier sebanyak dua kali lintasan, selanjutnya ancakan dilakukan perplot
dengan mengikuti arah panjang plot. Pada saat akan beroperasi PTO diputar
terlebih dahulu sesuai dengan putaran operasi, kemudian implemen rotary copper diturunkan untuk memulai operasi. Verseneling traktor disesuaikan dengan kondisi kerja pada berbagai
bekas tanaman nanas dan putaran PTO 1000 rpm. Pada saat traktor berbelok,
implemen dalam posisi terangkat dan PTO tidak berputar.

Gambar
4.2. kegiatan Chopping
b. Pengapuran (Spreeding)
Pengapuran
adalah kegiatan penambahan bahan kapur pertanian ke tanah dengan cara ditabur
secara merata. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pH tanah,
tanah yang telah ditanami nanas biasanya pH akan turun antara 3,15-3,30.
Kondisi tanah yang asam akan membuat pertumbuhan tanaman menjadi tidak baik,
sehingga biasanya setelah proses chopping
tanah akan diberikan Dolomit untuk
menaikkan pH tanah. Sebelum diaplikasikan Dolomit,
pH tanah yang telah di chopper diuji
terlebih dahulu, hanya tanah yang pH rendah yang akan di aplikasikan
menggunakan Dolomit. Aplikasi
menggunakan Dolomit diberikan
sebanyak dua kali , yaitu 4-7 hari setelah proses chopping dengan dosis 1 ha diberikan 2000 kg Dolomit, dan 15 hari setelah proses chopping dengan dosis 1 ha diberikan 1000 kg Dolomit. Aplikasi Dolomit
terkadang di samakan dengan aplikasi Rock
Phosphate yang berfungsi menaikkan unsur Fosfat dalam tanah. Pemberian menggunakan Dolomit akan menaikkan pH
tanah pada kisaran 4,5-5,5. Implemen yang digunakan adalah spreader, alat ini memiliki sebuah hopper dan dua buah unit
penabur yang terletak di belakang implement. Implemen tersebut ditarik
menggunakan unit traktor roda empat bermerk New
Holland TS 90.

Gambar
4.3. Kegiatan Pengapuran
c. Pembajakan (Plowing)
Pembajakan
adalah pengolahan tanah setelah sisa-sisa tanaman nanas terpotong-potong kecil,
tercampur dalam tanah, dan terjadi dekomposisi, sehingga tidak mengganggu
bekerjanya bajak. Pembajakan dilakukan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah dengan cara membalik, memotong, dan memecah lapisan tanah
serta membenamkan kembali sisa tanaman nanas. Pembajakan pada Great Giant Foods
(GGF) dibagi menjadi tiga macam, yaitu pembajakan dalam, pembajakan sedang, dan
pembajakan dangkal.
Pembajakan
tanah dalam menggunakan bajak singkal
panjang dengan kedalaman olah mencapai 65 cm dan ditarik menggunkan unit
traktor doser trek rantai bermerk Caterpillar dengan daya mencapai 300 HP.
Pembajakan sedang dilakukan untuk mengolah tanah dengan kedalaman mencapai 45
cm dengan implemen bajak singkal pendek yang ditarik dengan unit traktor
bermerk John Deere tipe JD 8245R.
sedangkan pembajakan dangkal dilakukan untuk mengolah tanah bagian atas dengan
menggunakan implement bajak piring yang ditarik dengan unit traktor bermerk New Holland TS 90.

Gambar
4.4. Kegiatan Pembajakan (Plowing)
d. Penggaruan (Harrowing)
Penggaruan
(Harrowing) yang dilakukan di Great
Giant Foods dibedakan menjadi dua tahap dan memiliki tujuan yang berbeda.
Penggaruan (Harrowing) awal pada lahan
setelah panen nanas bertujuan untuk mencacah dan mencampur potongan tanaman
nanas dan seresah, supaya dekomposisi dapat berjalan dengan baik. Penggaruan (Harrowing) terakhir bertujuan untuk
memecah bongkahan tanah dan meratakannya, supaya ukuran agregat tanah menjadi
lebih kecil dan mudah dibentuk menjadi
guludan. Penggaruan (Harrowing)
menggunakan alat disk harrow dan
ditarik track-type trackor bermerk Caterpillar.
e. Pengolah Tanah Dalam (Subsoiling)
Pengolahan
tanah dalam (Subsoiling) adalah
kegiatan pengolahan tanah menggunakan Subsoiler,
Ripper, atau Rake yang ditarik
traktor Caterpillar D8K. Dalam
pengolahan mengikuti arah kemiringan lahan yang lebih rendah atau embung.
Tujuan dilakukan kegiatan Subsoiling
bertujuan untuk meperbaiki drainase di bawah permukaan tanah (internal drainage), sehingga tidak terjadi genangan di permukaan tanah. Pengolahan
tanah dalam (Subsoiling) bertujuan
untuk memotong dan memecah lapisan tanah dalam (sub-soil) dan lapisan tanah
keras, sehingga perkembangan akar tidak terhambat dan tanaman dapat tumbuh
dengan baik.
f.
Pembajakan
Tanah Rotari (Finishing)
Pembajakan
tanag rotari (Finishing) merupakan proses persiapan lahan terakhir sebelum
pengguludan, Pembajakan tanaga rotari
(Finishing) bertujuan untuk
menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah hasil sisa pengolahan sebelumnya.
Sehingga untuk menambah porositas tanah dan mengurangi kepadatan tanah agar
mempermudah dalam pengolahan tanah tahap selanjutnya. Selain itu pengolahan
tanah rotari (Finishing) juga dapat
menyediakan kondisi tanah yang baik untuk peredaran akar selama masa
tanam tanaman nanas. Kegiatan ini dilakukan menggunakan implemen rotary chopper yang membutuhkan tenaga
penggerak yang berasal dari poros PTO, unit penarik yang digunakan pada
implemen tesebut adalah traktor roda empat bermerk John Deere dengan tipe JD8245R.
g. Pembuatan Guludan (Ridging)
Pembuatan
guudan (Ridging) merupakan pengolahan
tanah tahap terakhir untuk membentuk guludan yang digunakan sebagai media
tanam. Biasanya pengguludan hanya dilakukan satu baris (single row), arah disesuaikan dengan kondisi lahan agar tidak
terjadi genangan air hujan atau pada saat penyiraman. Pembuatan guludan
menggunakan implemen ridger yang
berfungsi untuk memotong, mengangkat, dan melemparkan tanah ke arah dua sisi,
sehingga membentuk gulud (ridge).
Selain membentuk alur tanam, ridger
di Great Giant Foods (GGF) sudah dilakukan modifikasi dengan menambahkan alat
pemupuk yang dipasang di bagian belakang implemen. Alat tersebut dilengkapi
dengan hopper yang menampung pupuk
untuk kemudian dialirkan ke alur yang akan ditanami menggunakan saluran selang
dengan dosis yang sudah diatur menggunakan sebuah metering device, putaran metering
device diatur oleh RPM PTO traktor. Implemen ridger ditarik dengan traktor New
Holland TS 90 atau New Holland TS
120.


Gambar
4.5. Implemen Hopper dan Traktor New
Holland TS120
h. Pembuatan Jalan Dan Saluran
Pada
sebuah perusahaan yang sudah skala industri besar, sarana dan prasana sangat
penting demi menunjang keberlangsungan produksi khusus di lokasi perkebunan
tanaman nanas di Great Giant Foods, jalan dan saluran merupakan prasarana yang
sangat penting bagi lahan pertanian. Jalan akan menjadi akses bagi alat-alat
mesin pertanian yang beroperasi setelah proses persiapan lahan, sedangkan
saluran drainase berfungsi untuk mengalirkan air limpasan dari
lahan supaya air tidak menggenangi lahan pertanian. Departmen Farm Equipment hanya bertanggung jawab
untuk pembuatan jalan plot serta saluran sekunder dan tersier, pembuatan jalan
utama dan saluran primer merupakan tanggung jawab dari Department Civil Engineering. Alat yang digunakan
untuk membuat jalan plot dan saluran sekunder dan tersier adalah Motor Grader yang akan meratakan tanah
disekitar plot lahan, sehingga menjadi jalan yang bisa dilewati oleh alat mesin
lainnya.


Gambar 4.6. Kegiatan Pembuatan Saluran
2. Pembibitan dan Penanaman
a. Pembibitan
Pembibitan
merupakan perbanyakan tanaman untuk kegiatan budidaya tanaman selanjutnya.
Pembibitan dilakukan agar tanaman yang dibudidayakan tetap berkelanjutan. Bibit
sebagai material tanam sangat berpengaruh terhadap produktivitas kebun,
pembibitan harus dikelola dengan baik sehingga diperoleh bibit yang sehat,
segar dengan ukuran yang standar dan jumlah yang cukup serta mempunyai
keunggulan yang baik (buah silindris, kompak, rasio berat buah besar, rasa
sesuai keinginan, resisten terhadap penyakit, dan lain-lain) sesuai dengan
nilai ekonomisnya, maka urutan bibit yang dipakai untuk tanamn di Great Giant
Foods yaitu mahkota buah (crown),
tunas batang (sucker), dan bibit nursery. Karakteristik pengelolaannya
masing-masing jenis bibit berbeda satu dengan yang lainnya.
Bibit
nenas dikelompokkan berdasar jenis (asal bibit) dan kelas (ukuran, dimensi, dan
berat). Bibit nenas dibagi menurut jenis dan kelasnya sebagai berikut.
1)
Bibit Mahkota Buah (crown)
Bibit mahkota buah (crown) berasal dari mahkota buah nanas yang diambil saat pemanenan
buah nanas. Bibit crown dapat diperoleh dari lokasi panen Plant Crop (PC) dan Ratoon
Crop (RC). Setelah proses pemanenan buah selesai, bibit disusun di pinggir
jalan plot agar memudahkan saat pengambilan bibit. Bibir crown ini dikelompokkan berdasarkan dari panjang daunnya.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris yang ditempelkan dari ujung
daun hingga pangkal crown .


Gambar 4.7. Bibit Mahkota Buah (Crown)
2)
Bibit Tunas
Batang (sucker)
Bibit jenis ini berasal dari tunas batang tanaman
nanas yang telah dipanen. Bibit sucker
diperoleh dengan pemangkasan daun induk untuk merangsang pertumbuhan tunas
batang. Waktu yang dibutuhkan untuk tunas batang tumbuh adalah sekitar enam
bulan sejak dilakukan pemangkasan. Pada proses pertumbuhan tunas juga dilakukan
penyemprotan pestisida untuk menjaga bibit dalam kondisi baik.


Gambar 4.8. Bibit Tunas Batang (Sucker)
3)
Bibit Nursery
Bibit Nursery
merupakan bibit hasil pertumbuhan dari pencacahan batang tanaman nanas yang
telah disemai. Cara membudidayakan bibit ini adalah dengan mengambil batang
tanaman nanas sepanjang 15 cm, lalu dicacah menjadi 4-5 bagian potongan besar (macro section), atau dipotong menjadi 8
bagian yang kecil (micro section).
Pada masing-masing potongan batang tanaman, terdapat satu mata tunas yang akan
tumbuh menjadi bibit jenis Nursery.
Lahan penyemaian bibit nursery memiliki lebar
bedengan 1 m dan panjang yang tidak dibatasi. Jarak tanam antar bibit adalah 10
cm, setelah bibit mempunyai tinggi 30 cm, bibit akan dipindahkan dan ditanam di
lahan. Jika dalam waktu tiga bulan bibit tidak bisa mencapai tinggi 30 cm, maka
bibit akan dicabut dan diganti dengan bibit nursery
yang baru. Selama disemai, bibir dipelihara dengan cara diberi pupuk,
fungisida, insektisida, herbisida, dan pengaturan irigasi dan darainasenya.


Gambar
4.9. Proses Dipping Bibit Tunas Batang (Sucker)
b. Penanaman
Kegiatan
penanaman di Great Giant Foods dilakukan setelah bibit dari proses dipping dan selanjutnya di bawa ke lahan
yang telah siap tanam. Bibit kemudian dijatuhkan dari truk pengangkut di
jalan-jalan plot kemudian diecer oleh tenaga kerja dengan tandu ke baris gulud.
Jumlah bibit disesuai dengan jumlah tanaman yang diperlukan dalam baris gulud
tersebut. Pada I ha lahan, biasanya dibutuhkan 6-7 ribu bibit.
Bibit
sudah diletakkan pada barisan gulud makam bibit siap untuk ditanam, penanaman
dilakukan dengan alat yang bernama gancu. Jarak tanam yang digunakan adalah 25
cm dan alat yang digunakan untuk menentukan jarak tanam adalah mistar kayu
(batang bambu) dengan panjang 2-2,5 m. Kedalaman penanaman disesuaikan dengan
jenis bibit yang ditanam. Untuk jenis bibit tunas batang (sucker) dan mahkota bunga (crown) kedalaman bibit besar 13-14 cm, sedang 11-12
cm, kecil 8-9 cm, dan jenis bibit nursery dengan kedalaman 6 cm.
Penanaman
dilakukan dengan cara menyisir per gulud dan setiap bibit yang telah di ecer di
tanam. Setiap pekerjaan menanam dibagi menjadi beberapa tenaga kerja, biasanya
bisa menanam 2-3 gulud dalam sekali jalan. Jika di dalam pengerjaan terdapat
kelebihan bibit dalam satu gulud, maka bibit tersebut dilimpahkan ke gulud
sebelahnya yang belum ditanami dan begitu seterusnya hingga sampai selesai satu
petakan dan dilanjutkan ke petakan lainnya.


Gambar
4.10. Proses Penanaman Bibit Tunas Batang (sucker)
c. Perawatan
Perawatan
di Great Giant Foods terdapat beberapa tahapan perawatan yang dilakukan untuk
pertumbuhan tanaman nenas di antaranya.
1) Irigasi
Irigasi
merupakan usaha untuk menambah kekurangan air pada tanaman nenas sesuai dengan
kebutuhannya. Sistem irigasi yang dilakukan di Great Giant Foods adalah sistem
irigasi curah, dengan menggunakan travelling
irrigator dengan hose rectracted
dan springkler yang tersedia dengan
model big gun sprinkler. Pemilihan
irigasi curah didasarkan pada pertimbangan teknis dan ekonomis. Secara teknis
irigasi mudah untuk diaplikasikan dan dioperasikan. Secara ekonomis alat dan
mesin dari irigasi curah lebih murah jika dibandingkan dengan sistem irigasi
lainnya. Sumber air yang digunakan berasal dari sumur bor, sungai, dan lebung
(embung). Distribusi air ke lahan menggunakan pompa yang menghisap air dari
sumber air dan disalurkan menggunakan pipa primer yang disambungkan dengan irrigator dan dilanjutkan dengan pipa
sekunder yang menghubungkan irrigator
dengan big gun sprinkler.


Gambar
4.11 Irigasi Menggunakan Big Gun Sprinkler
2) Perawatan Tanaman
Perawatan
tanaman nanas di Great Giant Foods meliputi foliar spraying, forcing, dan ripening. Alat yang digunakan untuk
perawatan tersebut adalah Boom Sprayer
Cameco. Selama pengerjaan aplikasi bahan kimia, operator Boom Sprayer dan truk tangki suplai
harus menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan sepatu
bot.
a)
Spraying
Spraying
merupakan aplikasi bahan kimia untuk perawatan tanaman nenas seperti herbisida,
fungisida, dan pupuk cair. Kegiatan spraying
dimulai dengan pengendalian gulma setelah proses persiapan lahan selesai.
Aplikasi ini disebut pre emergence pre planting,
aplikasi ini dilakukan pada tanah yang sebelum ditanami bibit dan tidak seluruh
area dilakukan aplikasi ini. Setelah tanaman berumur 3-4 bulan dilakukan
kegiatan pemberian pupuk (foliar),
herbisida, dan insektisida. Kegiatan spraying
biasa dilakukan dari malam hingga pagi hari.


Gambar
4.12. Proses dan Alat Spraying
b)
Forcing
Forcing
adalah pemaksaan pembungaan dilakukan dengan cara penyemprotan gas etilen pada titik tumbuh tanaman nenas. Forcing dilakukan pada luasan area
tertentu agar berbunga secara bersamaan, secara alami tanaman nenas bisa
berbunga, tetapi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Waktu yang lama dapat
menurunkan produksi sehingga perusaan akan merugi.
Kegiatan
forcing harus dilakukan pada suhu di
bawah
C, sehingga kegiatan forcing hanya dilakukan pada malam hari.
Campuran yang digunakan pada forcing
adalah serbuk kaolin, air, dan etilen. Serbuk kaolin berfungsi sebagai pengikat etilen pada air sehingga bisa diaplikasikan menggunakan boom sprayer. Untuk forcing tanaman nenas bibit besar dilakukan setelah 10 bulan,
sedang 12 bulan, dan kecil 14 bulan setelah tanam.



Gambar 4.13 proses forcing
c)
Ripening
Ripening
adalah pemaksaan pematangan buah nenas, ripening
dilakukan pada luasan tertentu untuk menyeragamkan tingkat kematangan buah pada
saat sebelum panen. Ripening
dilakukan lima bulan setelah aplikasi forcing,
aplikasi repening menggunakan boom sprayer, dan 3-5 hari setelah ripening buah nenas sudah siap panen.
d. Pemanenan
Pemanenan
merupakan tahap akhir dari budidaya tanaman nanas, di Great Giant Foods
pemanenan buah nanas disesuaikan dengan tingkat kematangan yang diperlukan
untuk produksi dan biasanya buah nanas yang sudah matang yaitu berumur 15-19
bulan setelah tanam. Sehingga sebelum di panen buah nanas diuji terlebih dahulu
menggunakan refraktometer untuk mendapatkan tingkat kematangan yang diinginkan.
Tingkat
kematangan buah nanas tidak akan bertambah ketika sudah dipetik, hal ini
disebabkan berhentinya proses perombakan pati menjadi gula pada buah nanas
setelah dipetik dari pohonnya. Kadar gula buah nanas akan sama ketika saat
pemetikan hingga dua minggu setelah pemetikan. Pemanenan di Great Giant Foods
menjadi tanggung dari department harvesting,
pemanenan dilakukan secara semi-mekanis, karena proses pemetikan masih manual
menggunakan tenaga manusia. Secara umum proses pemanenan dapat dibagi menjadi
tiga kegiatan utama yaitu pemetikan buah nanas, pemuatan buah nanas ke dalam bin menggunakan konveyor, dan transportasi buah nanas ke pabrik. Sebelum pemanenan
kepala seksi (kasie) panen akan memberikan arahan tentang lokasi panen,
kriteria panen.
1)
Proses Pemetikan Buah Nanas
Panen
dilakukan oleh 34 pekerja yang berdiri di sepanjang sayap unit boom harvester dan mengambil buah nanas
untuk kemudian memisahkan antara buah dengan mahkota buah (crown). Cara memetik buah nanas adalah dengan cara mematahkan
tangkai pada pangkal buah dan memisahkan dari slip yang menempel sebelum
diletakkan di konveyor. Slip terlalu
kecil untuk dijadikan bibit, sehingga di biarkan pada tanaman agar membesar dan
kemudian akan diambil untuk dijadikan bibit. Mahkota buah (crown) akan dilemparkan ke pinggir sayap kemudian akan terbuang kea
rah pinggir sayap, sedangkan buah nanas akan dilemparkan ketengah konveyor yang akan dialiri menuju unit
truk penampung. Unit truk tersebut membawa sebuah bin (kotak penampung) yang dapat dipindahkan.
Buah
nanas yang akan dijadikan buah segar biasanya dikirim dengan bagian mahkota
buah (crown), untuk buah yang
diproses di pabrik mahkota buah (crown)
dibuang dengan cara dipatahkan. Mahkota bunga (crown) dipatahkan ari buahnya bukan diputar agar tidak menyebabkan
luka yang membuat buah rentan tehadap jamur.


Gambar
4.14. Proses Pemetikan Buah Nanas
2)
Pemuatan Buah
Proses
mekanis terdapat pada saat panen yaitu digunakan ketika pengumpulan buah nanas
dari lahan dengan menggunakan unit boom
harvester yang sudah dimodifikasi dengan penambahan dua buah sayap
sepanjang 18 meter pada masing-masing sayap. Sayap tersebut memiliki sabuk konveyor dengan dua buah bagian yaitu
bagian pinggir dan tengah. Pada bagian pinggir terdapat sebuah katup yang dapat
menjatuhkan barang, sisi ini digunakan untuk mengalirkan mahkota buah (crown) untuk dikumpulkan dipinggir
lahan.
Tenaga
kerja diposisikan di belakang wing boom
harvester agar bisa langsung meletakkan buah nanas yang telah dipetik ke
konveyor. Selanjutnya buah nanas yang sudah di konveyor akan dijalankan
kebagian depan dan belakang dari boom harvester kemudian dimuat ke dalam truk
muat buah. Boom harvester dioperasikan oleh satu operator, dua mandor, satu
operator corong, satu kernet (hanya pada proses panen malam), dan 36-40 orang
tenaga kerja pemetik.


Gambar
4.15. Memasukkan Buah Ke dalam Bin
truk
3)
Transportasi Buah
Transportasi
buah dilakukan menggunakan bin yang diangkut oleh truk, transportasi buah
menjadi dua yaitu dari lokasi panen ke pool atau ke pabrik dan dari pool ke
pool atau pool ke pabrik. Kapasitas dari setiap bin adalah 4 ton atau disebut
juga 1 rit.
Proses
transportasi pemindahan buah dari lokasi panen menggunakan truk muat buah yang
membawa hanya satu bin saja, untuk jarak lokasi panen yang dekat dari pabrik
(< 3 km) maka hasil panen dapat langsung di bawa ke pabrik dan untuk jarak
lokasi panen yang jauh dari pabrik, maka truk muat buah akan membawa hasil
panen ke pool panen untuk dikumpulkan.
Bin dari truk dipindahkan menggunakan unit forklift ke truk trailer,
dalam satu unit truk trailer dapat menarik hingga tiga gandeng trailer, dimana
satu trailer terdiri dari dua buah bin yang disusun bertingkat. Proses
pemindahan bin dari truk muat buah ke trailer menggunakan wheel loader,
selanjutnya truk trailer akan membawa hasil panen menuju pabrik.


Gambar
4.16. Proses Buah Dari Pool Ke Pabrik
e. Persentase kelas bibit mahkota buah
(crown) tanaman plant crop (PC) dan ratoon
crop (RC)
1. Persentase
Tanaman Plant Crop (PC)

Gambar 4.17. Persentase Kelas Bibit Plant Crop (PC)
Dari Hasil pengamatan
persentase material bibit mahkota buah (crown) tanaman plant crop (PC) yang diambil dari lokasi 41 A, 45
F, 60 C dengan jumlah populasi bibit crown sebesar 1200 dan survey dilakukan pada
bulan juli-agustus 2017 dengan akumulasi curah hujan selama pembungaan,
perkembangan buah hingga panen (maret-agustus 2017) 1.065 mm. Dari
hasil diagram dapat dilihat persentase bibit kelas 2 dan 3 relatif kecil,
sedangkan kelas 4 sebesar 27,8-72,4 %, dan kelas 5 sebesar 32,4-71,5 %.
2.
Persentase Tanaman Ratoon Crop (RC)

Gambar 4.18. Persentase Kelas Bibit Ratoon Crop (RC)
Hasil pengamatan
persentase dari material bibit mahkota buah (crown) tanaman ratoon crop (RC) )
yang diambil dari lokasi 18 K, 20 K, 34 E dengan jumlah populasi bibit crown
sebesar 1200 dan survey dilakukan pada bulan juli-agustus 2017 dengan akumulasi
curah hujan selama pembungaan, perkembangan buah hingga panen (maret-agustus
2017) 1.065 mm. Dapat di lihat bahwa persentase bibit
kelas 5 sebesar 83-99,3 %, kelas 4 relatif kecil yaitu sebesar 0,58-16,8 %, dan kelas 2-3 juga relatif
kecil.
f.
Potensi Tanam Bibit/ha
1. Tanaman
Plant Crop (PC)

Gambar 4.19. Potensi Tanam Bibit/ha Plant Crop (PC)
Dari hasil survey
potensi bibit mahkota buah (crown)
tanaman plant crop (PC) yang diambil
dilokasi 41 A, 45 F, dan 60 C dengan jumlah populasi bibit 1 hektar sebesar
1200 bibit/ha dan populasi tanaman normal sebesar 46.000 bibit/ha. Survey
dilakukan pada bulan juli-agustus 2017 dengan akumulasi curah hujan selama
pembungaan, perkembangan buah hingga panen (maret-agustus 2017) 1.065 mm.
Didapat kelas 2-3 relatif kecil, dan kelas 4 sebesar 0,25-0,56 hektar, kelas 5
sebesar 0,29-0,64 hektar.
2. Tanaman
Ratoon Crop (RC)

Gambar 4.20. Potensi Tanam Bibit/ha Ratoon Crop (RC)
Dari hasil survey
potensi bibit mahkota buah (crown)
tanaman ratoon crop (RC) yang diambil
dilokasi 18 K, 20 K dan 34 E dengan jumlah populasi bibit 1 hektar sebesar 1200
bibit/ha dan populasi tanaman normal sebesar 46.000 bibit/ha. Survey dilakukan
pada bulan juli-agustus 2017 dengan akumulasi curah hujan selama pembungaan, perkembangan
buah hingga panen (maret-agustus 2017) 1.065 mm.Didapat kelas 2-3 relatif
kecil, dan kelas 4 sebesar 0,004-0,11 hektar, kelas 5 sebesar 0,5-0,63 hektar.
munanyak. klok mu PKL di sana gmna caranya, trus apa aja persaratannya?
BalasHapusMohon infonya, terimakasih
bantu jawab nih: disini yang PKL/KKP/MAGANG anak SMK/mahasiswa dan kalau mau PKL/KKP/MAGANG disini ya minta rekomendasi ke sekolah masing2 maupun instansi universitas..
HapusIzin bertanya, apakah ada kontak yang bisa dihubungi apabila ingin PKL/PL/Magang disini
HapusMohon infonya, Terima kasih
Hai kak mau nanya. Saya kan dapat rekomendasi untuk magang disana. Apakah kita gaji kak disna??? Dan atau ada fasilitas apa gitu yang dikasih oleh perusahaan kk?? Kalau untuk biaya hidup dan kosan berapaan kak kira2 untuk perbulannnya (standarnya)?? Mohon konfirmasinya kak....
BalasHapusBantu jawab. Saya tinggal disini pernah PKL/magang GGP juga. Untuk gaji tidak ada karena sepenuhnya kita tidak melakukan pekerjaan(tergantung bagian departemen) untuk fasilitas tidak ada. Tetapi setau saya untuk kedokteran dapat mess. Kalau kosan perbulan antara 300-500 biaya hidup murah.
HapusDear : Custumer Import & Domestik
BalasHapusKami dari PT TWIN Logistics mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.
Services Kami,
Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.
Keterangan tambahan :
1. Nomor Induk Berusaha ( NIB )
2. IT ( Mainan, Elektronic, Garmen, Sepatu dan Peralatan kaki lainnya )
3. SPI-PI Besi Baja,
4. SPI-PI Produk Kehutanan,
5. SPI-PI Barang Bekas,
6. SPI-PI Tekstil & Izin TPT
7. Produk-produk Lartas SNI
Berikut Attecment terlampir.
Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan lancar.
Jika ada yang ingin dipertanyakan, silahkan hubungi kami di Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.twinlogistics@yahoo.com
Best Regards,
Mr. Andi JM
Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
PT TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
Email : pt.twinlogistics@yahoo.com, andijm@twin.co.id
Web : www.twinlogistics.co.id, www.twin.co.id